REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) menyatakan pemanfaatan riset dan teknologi bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan sampah yang terjadi di berbagai tempat pembuangan akhir atau TPA.
Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN Vivi Yulaswati mengatakan, riset dan opsi teknologi tepat guna yang sesuai secara teknis dan berkelanjutan dalam implementasinya perlu dikembangkan untuk mendukung reformasi pengelolaan sampah.
"Sekarang banyak perusahaan sudah mulai melakukan pemasangan refuse derived fuel (RDF) untuk mengolah sampah mereka sendiri," ujar Vivi.
Vivi menyebut, salah satu perusahaan yang telah memasang teknologi RDF untuk menangani sampah adalah PT Siam Cement Group (SCG) yang bergerak dalam industri semen melalui anak usahanya PT Semen Jawa di Sukabumi, Jawa Barat. Teknologi yang mengubah sampah menjadi energi baru pengganti batu bara tersebut juga membantu daerah-daerah sekitar pabrik dalam mengolah sampah dari masyarakat.
"Perusahaan itu sudah bangun RDF dan sudah besar, serta membantu daerah-daerah sekitar untuk mengolah sampah dan sudah zero waste di sana," kata Vivi.
Dia mengungkapkan, salah satu teknologi yang juga efektif mengatasi sampah adalah recycle vending machine (RVM) yang memungkinkan seseorang untuk menukar botol minuman kosong dengan imbalan hadiah.
Kementerian PPN berkolaborasi dengan Danone untuk mengatasi timbulan sampah botol minuman. Layanan RVM itu tersedia di kantor-kantor Kementerian PPN.
"Kami selesai rapat pasti ada berbagai botol minuman plastik dan bisa di-recycle di sana supaya mempermudah dan memperpendek waktu membawa sampah-sampah itu untuk diolah lebih lanjut," kata Vivi.
Itu adalah beberapa teknologi yang membantu kita untuk mulai mengolah sampah. Tentunya di komunitas sangat banyak sekali sekarang.
Beberapa waktu lalu, Kementerian PPN/Bappenas bersama Pemerintah Jerman melalui GIZ menghibahkan mesin pirolisis untuk pengolahan sampah di Pulau Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Daerah yang telah ditetapkan sebagai kawasan geopark tersebut mendapatkan mesin pirolisis yang bisa mengubah 10 kilogram plastik menjadi lima liter bahan bakar jenis solar.
"Melalui teknologi, kami bisa memperluas berbagai program untuk mengelola sampah," kata Vivi.