Rabu 18 Sep 2024 12:06 WIB

Dua Bulan Jelang COP29, Azerbaijan Umumkan Tujuan Pendanaan Iklim

Negara kaya didorong membantu negara berkembang dalam mengatasi perubahan iklim.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Logo COP29 Azerbaijan
Foto: Azertac
Logo COP29 Azerbaijan

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Dua bulan menjelang Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP29), tuan rumah Azerbaijan mengungkapkan rencana-rencana yang diharapkan dihasilkan dalam pertemuan itu. Namun, negara-negara belum bersepakat terkait upaya meningkatkan ambisi pendanaan iklim.

Tujuan utama dari COP29 yang digelar bulan November mendatang adalah untuk mencapai kesepakatan target pendanaan iklim yang baru. Negara-negara kaya didorong membantu negara yang pendapatannya lebih rendah untuk mengatasi perubahan iklim.

Negara-negara berkembang mengatakan mereka tidak bisa mempercepat pencapaian target emisinya tanpa bantuan dana investasi dari luar.  Saat negara-negara masih belum menyepakati pendaan iklim yang baru sementara COP29  kurang dari dua bulan lagi, Azerbaijan sebagai tuan rumah dan ketua COP29 menggelar berbagai agenda sela untuk meningkatkan ambisi iklim.

Namun, untuk mencapai hal itu membutuhkan negosiasi dan konsensus berbagai pihak yang dapat menghambat progres kesepakatan.

Hal itu khususnya pada dana kontribusi sukarela dari negara-negara produsen bahan bakar fosil dan perusahaan-perusahaan untuk sektor publik dan swasta yang menangani isu-isu iklim, serta hibah yang dapat diberikan untuk membantu bencana alam yang disebabkan iklim di negara-negara berkembang.

"(Agenda-agenda sampingan tersebut menggunakan) kekuatan pertemuan COP dan kemampuan nasional masing-masing tuan rumah untuk membentuk koalisi dan mendorong kemajuan," kata Menteri Ekologi dan Sumber Daya Alam  Mukhtar Babayev yang saat menjabat  ketua COP, dalam surat yang ditujukan kepada semua pihak dan pemangku kepentingan, Selasa (17/9/2024).

Pada COP28 di Dubai tahun lalu, lebih dari 120 negara berjanji melipatgandakan kapasitas energi terbarukan hingga tiga kali lipat pada tahun 2030.

Azerbaijan juga berharap dapat membangun dukungan seputar janji untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan energi global enam kali lipat di atas tingkat 2022, mencapai 1.500 gigawatt pada tahun 2030. Hal ini akan mencakup komitmen untuk meningkatkan investasi dan menambah atau memperbarui lebih dari 80 juta km jaringan listrik pada tahun 2040.

"(Agenda ini akan) membantu meningkatkan ambisi dengan menyatukan para pemangku kepentingan di sekitar prinsip dan tujuan bersama," Babayev.

"Kami berharap dapat mengatasi beberapa masalah yang paling mendesak sekaligus menyoroti prioritas-prioritas yang masih ada," tambahnya.

Di COP29, negara dan perusahaan juga diharapkan menciptakan pasar global untuk hidrogen bersih, mengatasi hambatan regulasi, teknologi, pembiayaan, dan standardisasi. Para pemimpin COP29 juga menyerukan "Gencatan Senjata COP" yang akan menyoroti pentingnya perdamaian dan aksi iklim.

Terlepas dari komitmen iklim negara-negara yang ada, emisi karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil mencapai rekor tertinggi tahun lalu. Bumi  juga baru saja mencatat musim panas terpanas yang pernah tercatat seiring dengan meningkatnya suhu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement