REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Ekosistem lahan gambut dan mangrove hanya mencakup lima persen dari daratan Asia Tenggara. Tetapi, keduanya memainkan peran yang sangat besar dalam pengurangan emisi karbon.
Keduanya menyimpan lebih dari 90 persen karbon di tanah, bukan di vegetasi. Hal ini menjadikan keduanya sebagai salah satu penyerap karbon alami yang paling efisien di dunia.
Sejumlah besar karbon dilepaskan ke atmosfer ketika ekosistem ini terganggu atau hancur akibat perubahan penggunaan lahan. Periode kering, seperti saat terjadi El Nino, juga mengakibatkan emisi karbon besar-besaran dari lahan gambut dan mangrove. Selama periode ini, keduanya juga berkontribusi terhadap kabut asap regional dan kualitas udara yang lebih rendah di wilayah tersebut.
"Jika kita melestarikan dan memulihkan lahan gambut dan mangrove yang padat karbon di Asia Tenggara, kita dapat mengurangi sekitar 770 megaton setara karbon dioksida setiap tahunnya, atau hampir dua kali lipat emisi gas rumah kaca nasional Malaysia pada tahun 2023," kata peneliti senior Universitas Nasional Singapura Massimo Lupascu seperti dikutip dari Cosmos, Rabu (12/2/2025).
Asia Tenggara merupakan rumah bagi lahan gambut tropis dan mangrove terbesar di dunia. Peneliti Universitas Teknologi Nanyang, Singapura, Piere Taillardat mengatakan nilai agronomi tanah lahan basah mungkin sedikit, karena umumnya tidak cocok untuk pertanian tradisional atau budi daya tanaman. “Tetapi kemampuannya untuk menyimpan dan melestarikan karbon tidak tertandingi," kata Taillardat.
Penulis utama penelitian ini, Sigit Sasmito dari Universitas James Cook di Australia mengatakan, dengan berinvestasi dalam konservasi lahan gambut dan hutan bakau, Asia Tenggara dapat memimpin dunia dalam menerapkan solusi berbasis alam yang hemat biaya yang memberikan manfaat iklim dan keanekaragaman hayati yang langgeng.
"Ekosistem ini memiliki dampak mitigasi iklim yang jauh melampaui ukurannya, menawarkan salah satu solusi alami yang paling terukur dan berdampak untuk memerangi krisis iklim planet ini," kata Sasmito.